Penggunaan lahan merupakan bentuk campur tangan manusia terhadap lahan untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan hidupnya .Meskipun faktor campur tangan manusia relatif kuat , tetapi di dearah (misalnya di Indonesia) terdapat kecenderungan bahwa manusia menyesuaikan diri dengan kondisi lahannya. Topografi (relief) , ketersediaan air, dan sifat-sifat tanah merupakan faktor dominan yang mendorong manusia cenderung beradaptasi dengan mengembangkan bentuk penggunaan lahan yang lebih sesuai.
Faktor-faktor tersebut diatas biasanya berkaitan dengan ekspresi medan yang tampak lebih jelas pada citra . Medan atau terrain , menurut Townshend (1981) dapat diartikan sama dengan lahan , sehingga satuan medan biasanya sudah memuat informasi mengenai penggunaan lahan ; sedangkan Huizing et al (1990) cenderung mengartikan pada faktor fisiknya , sehingga pendefinisian medan dalam ‘kacamata’ geomorfologi dapatlah diterima.
Dengan melihat kaitan ekologis antara bentuk penggunaan lahan dan faktor-faktor tersebut, maka interpretasi citra untuk pemetaan penggunaan lahan dapat menggunakan analisis medan.
Klasifikasi penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan klasifikasi supaya data yang dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami. Sedangkan para ahli berpendapat Penggunaan lahan yaitu segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap maupun berpindah – pindah terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kedua – duanya (Malingreau, 1978).
Pengelompokan objek-objek ke dalam klas-klas berdasarkan persamaan dalam sifatnya, atau kaitan antara objek-objek tersebut disebut dengan klasifikasi. Menurut Malingreau (1978), klasifikasi adalah penetapan objek-objek kenampakan atau unit-unit menjadi kumpulan-kumpulan di dalam suatu sistem pengelompokan yang dibedakan berdasarkan sifat-sifat yang khusus berdasarkan kandungan isinya. Klasifikasi penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan klasifikasi supaya data yang dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami.
Sistem klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi penggunaan lahan menurut Malingreau dan Christiani, 1981. Contoh klasifikasi adalah sebagai berikut:
Table 1.3 klasifikasi Liputan Lahan/ Penggunaan Lahan Menurut Malingreau
Jenjang I | Jenjang II | Jenjang III | Jenjang IV | Simbol |
1. Daerah Bervegetasi | A. Daerah Pertanian | 1. Sawah Irigasi | | Si |
2. Sawah Tadah Hujan | | St | ||
3. Sawah Lebak | | Sl | ||
4. Sawah pasang surut | | Sp | ||
5. Ladang/Tegal | | L | ||
6. Perkebunan | - Cengkeh | C | ||
- Coklat | Co | |||
- Karet | K | |||
- Kelapa | Ke | |||
- Kelapa Sawit | Ks | |||
- Kopi | Ko | |||
- Panili | P | |||
- Tebu | T | |||
- Teh | Te | |||
- Tembakau | Tm | |||
7. Perkebunaan Campuran | | Kc | ||
8. Tanaman Campuran | | Te | ||
| B. Bukan Daerah Pertanian | 1. Huatan lahan kering | - Hutan bambu | Hb |
- Hutan campuran | Hc | |||
- Hutan jati | Hj | |||
- Hutan pinus | Hp | |||
- Hutan lainnya | Hl | |||
2. Hutan lahan basah | - Hutan bakau | Hm | ||
- Hutan campuran | Hc | |||
- Hutan nipah | Hn | |||
- Hutan sagu | Hs | |||
3. Belukar | | B | ||
4. Semak | | S | ||
5. Padang Rumput | | Pr | ||
6. Savana | | Sa | ||
7. Padang alang-alang | | Pa | ||
8. Rumput rawa | | Rr | ||
II. Daerah tak bervegetasi | C. Bukan daerah pertanian | 1. Lahan terbuka | | Lb |
2. Lahar dan Lava | | Ll | ||
3. Beting Pantai | | Bp | ||
4. Gosong sungai | | Gs | ||
5. Gumuk pasir | | Gp | ||
III. Permukiman dan lahan bukan pertanian | D. Daerah tanpa liputan vegetasi | 1. Permukiman | | Kp |
2. Industri | | In | ||
3. Jaringan jalan | | | ||
4. Jaringan jalan KA | | | ||
5. Jaringan listrik tegangan tinggi | | | ||
6. Pelabuhan udara | | | ||
7. Pelabuhan laut | | | ||
IV. Perairan | E. Tubuh perairan | 1. Danau | | D |
2. Waduk | | W | ||
3. Tambak ikan | | Ti | ||
4. Tambak garam | | Tg | ||
5. Rawa | | R | ||
6. Sungai | | | ||
7. Anjir pelayaran | | | ||
8. Saluran irigasi | | | ||
9. Terumbu karang | | | ||
10. Gosong pantai | | |
Sumber: Malingreau, J.P. Rosalia Christiani, 1981 dalam Suharyadi (2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar